Tuesday, November 13, 2007

Oma... I love you

Bulan November ini baru mencapai tanggal 13, tapi rasanya sudah banyak banget things happened. Sebenarnya ga banyak, tapi karena situasinya tegang kali, jadinya berasa menguras tenaga dan pikiran banget.
Minggu pertama, aku ketiban orderan berat. Ga banyak, cuman 2 orang, tapi berasa berat... Dan satunya tidak berakhir cukup baik. Bikin sedih... Tapi sutralah... Minggu ke-2, di hari Selasa aku terima berita Oma di Surabaya kritis. Kelihatannya tidak bisa bertahan... Duuuh, padahal rencana ke Surabaya baru mau tanggal 15 Nov ini, sekalian dalam rangka boss merit. Terpaksa, tiket yang sudah dibeli buat next week dirubah, tentu dengan extra biaya yg bikin miris :( Tapi, kalo ingat2 demi bertemu Oma, i don't care... (walau kalo lupa alasan itu miris lagi)
Berangkat ke Surabaya minggu lalu itu dengan perasaan tidak tentu, takut ga keburu ketemu Oma lagi, takut... takut... haiyaaah ga sanggup ngomongnya. Kepikiran terus, kalo ingat, tiap kali telpon Oma (which is jarang banget), selalu ditagih Oma untuk datang main ke Surabaya dan bawa Olan. Dan aku selalu jawab iya Oma, ntar cari waktunya dulu ya... Sekarang Oma sudah terbaring lemah, ga bisa bangun, baru aku tergugah buat datang. Terlambatkah? (huhuhu.... sekarang cerita gini juga berlinang2 air mata...)
Puji Tuhan, aku masih diberi waktu buat bertemu Oma. Puji Tuhan juga, ketika aku datang bersama Olan, keadaan Oma justru agak membaik. Sebelumnya Oma terserang maag dan sesak nafas yang ternyata disebabkan cairan memenuhi paru2nya, hingga Oma harus di opname lagi. Tapi setelah di sedot, jadi mendingan.
Selama di Surabaya, rute jalanku cuman ke RS dan stay di sana seharian selama 2 1/2 hari bersama Olan. Ini ditentang banget awalnya, sama hubby juga mertua. Mereka khawatir banget kalo Olan kenapa-napa. Tapi aku bener2 pengen menebus janji2ku selama ini sama Oma. 2 1/2 tahun usia Olan, baru berapa kali aja ketemu Oma Co'-nya (panggilan buyut), itu juga bisa dihitung berapa jam aja. Waktu yang Agustus lalu nengok Oma pertama kali, Olan kecape'an dan rewel banget. Jadi kemarin itu cukup melegakan bisa menghabiskan waktu di RS bersama. Olan juga sweet boy banget, anakku itu ternyata empatinya tinggi banget. Dia bisa berlaku dan berkata-kata manis ke Oma Co' yang jarang ditemuinya itu. Antara lain :

"Oma Coco' (hihihi manggilnya kaya gini versi Olan) jangan sakit ya... boleh sakit"

Lalu waktu mau pulang, Olan mau nyium tangan Oma sambil berpamitan,

"Oma Coco', Olan pulang dulu ya ke ...Ta (maksudnya Jakarta), nanti datang lagi"

Sampai rasanya terharu banget... Terus dia juga ngeluarin stock kepinterannya, kaya : nyanyi, berhitung, pake baju sendiri... Semua itu jadi menghibur banget (eh, menurut aku sih hehehe), karena keluarga yang hadir di RS sering dibikin ketawa sama ulah Olan. Oma sempat berkaca2 waktu liat Olan nyanyi (ini kata adikku, Siska)

Kondisi Oma sungguh menyedihkan, sekarang tinggal tulang terbungkus kulit. Hanya perutnya saja yang terlihat tebal, ini karena bengkak akibat kanker yang dideritanya. Aku juga sempat nangis waktu baru datang, tidak tega rasanya melihat kondisi oma ini. Jari2 tangannya membengkok, di telapak tangan bagian atasnya terlihat lebam bekas infus. Infus sudah dipasang kanan kiri tangannya, satu untuk suplai makanan, satu untuk albumin.
Oma juga mengeluh terus kesakitan, susah tidur karena tidak nyaman dengan lubang2 di perutnya.

Dari masa kritis itu, Oma sudah mengeluarkan pesan2 terakhirnya ke semua orang yang ditemui. Oma selalu bilang, Oma sudah rela dipanggil, memang sudah waktunya. Pesannya ke semua anak dan cucunya yang bisa hadir, akur2lah berumah tangga, saling sayang suami istri, jangan bertengkar, kalo yang satu keras, yang satu harus mengalah. Demikian juga waktu aku dan adik2ku datang. Oma bilang cuman sedih tidak bisa lihat adikku yang laki2 menikah, tidak bisa lihat anak sepupuku yang terakhir menikah dan tinggal di Aussie. Sediiih banget... Aku pun di hari terakhir menyampaikan maaf dan sesalku kepada Oma, bahwa aku tidak menepati janji untuk sering2 mengunjungi Oma. Ga kuat waktu ngomong gini, aku jadi nangis di depan Oma, padahal niatnya dah kuat2in supaya Oma ga sedih.

Hari Minggu kemarin aku balik lagi ke Jakarta, membawa doa semoga yang terbaik diberikan kepada Oma. Masih berharap minggu ini ketika kembali ke Surabaya masih diberi kesempatan bertemu lagi, walaupun sebenarnya iba dengan penderitaan Oma. Makanya, aku dan keluarga pasrah... Kita percaya Tuhan pasti punya rencana yang indah untuk semuanya. Oma, i really love you... hiks

No comments: